Perwakilan Guru Honorer Tulungagung Ikut Aksi di Jakarta Temui Komisi 2 DPR RI

0
Guru Honorer

Aksi Demo Tenaga Honorer di Depan Gedung DRP RI Jakarta

TULUNGAGUNG (OPTIMIS) – Perwakilan guru honorer asal Kabupaten Tulungagung ikut aksi di Jakarta, Senin (3/2/2025).

Para guru honorer asal Kabupaten Tulungagung masih menunggu undangan rapat dengan pendapat dari DPR RI.

“Kalau hari ini hanya ada 1 tenaga honorer yang ke Jakarta. Sebelumnya ada 2 agenda, salah satunya bertemu Komisi 2 DPR RI,” ungkap Ketua Forum Perjuangan Honorer (FPH) PGRI Tulungagung, Candra Dian Rahman.

Lanjutnya, rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi 2 DPR RI rencananya dilaksanakan besok, Selasa (4/2/2025). Namun undangan ini dibatalkan sehingga para pegawai honorer Tulungagung membatalkan keberangkatan. Candra mengaku masih menunggu penjadwalan ulang rapat dengar pendapat dengan Komisi 2 DPR RI.

“Kami belum tahu kapan akan dijadwalkan ulang. Pengurus LBH Nasional juga minta seperti itu (menunggu jadwal RDP),” sambungnya.

Candra menegaskan, para guru honorer, termasuk FPH PGRI Tulungagung akan berangkat ke Jakarta jika sudah ada undangan RDP dari DPR RI. Guru di SDN Ringinpitu ini mengatakan, saat ini regulasi untuk para tenaga honorer masih belum ada kejelasan.

Mereka mendapat status Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Paruh Waktu, dan mendapatkan Nomor Induk Kepegawaian (NIK). Meski demikian kesejahteraan para tenaga honorer ini belum ada kepastian.

“Dapat NIK tapi kesejahteraan belum jelas. Berapa yang akan diterima belum pasti,” tegasnya.

Saat ini sebagian SK PPPK Paruh Waktu para tenaga honorer ini belum keluar. Rencananya SK mereka akan diterbitkan setelah Bupati Tulungagung yang baru dilantik.

Dengan status PPPK Paruh Waktu, maka sistem penggajian tetap diserahkan ke sekolah masing-masing. Kondisi ini tidak berubah seperti saat masih berstatus honorer.

Karena itu Candra dan kawan-kawan berharap dukungan Komisi A DPRD Tulungagung untuk ikut memperjuangkan kesejahteraan honorer.

Bupati yang baru diharapkan mau mengalokasikan anggaran untuk tambahan penghasilan para PPPK Paruh Waktu ini.

“Semua diserahkan ke pemerintah daerah masing-masing. Harapannya dicarikan slot biar dapat gaji yang lebih layak,” jelasnya.

Jika tetap menggunakan sistem penggajian lama, para guru PPPK Paruh Waktu mendapatkan Rp 300.000 per bulan. Mereka berharap setidaknya menerima gaji setara UMK Tulungagung.

Candra berniat menyampaikan aspirasi para honorer daerah saat bertemu dengan DPR RI serta Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.

Reporter : Budi Santoso

 

 

 

 

Guru Honorer Tulungagung Ikut Aksi! Tenaga Honorer Geruduk Gedung DPR RI Suarakan Aspirasnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *