Pembatik Probolinggo Pamerkan Koleksi Lengkap Miliknya di Semipro

0

Pembatik Probolinggo Pamerkan Koleksi Lengkap Miliknya di Semipro

Reporter : Nanang

PROBOLINGGO(OPTIMIS) –
Duk duk bunyi tabuhan dari Klabang Songo menyemarakkan malam pembukaan Semipro 2023. Bersamaan dengan itu Wali Kota Probolinggo Habib Hadi ditemani Forkopimda Kota Probolinggo menabuh rebana menandai dibukanya “Seminggu di Kota Probolinggo”.

Setelah resmi dibuka, Semipro diawali dengan event Kemilau Batik yang mengusung batik lawasan Kota Probolinggo dengan motif-motif klasik dan warna netral seperti coklat, hijau serta krem. 20 koleksi busana karya Lia Afif yang hendak dibawa ke Jakarta Fashion Food Festival 2023 dipamerkan oleh sejumlah model dari agensi Color Models Malang. Mereka berlenggak lenggok menunjukkan detail busana yang dihiasi payet dan kain lain sehingga tampak anggun, klasik dan menarik.

Ditemui di backstage, desainer asal Surabaya ini mengatakan membawa koleksi lengkap, hasil kolaborasi antara perajin batik Kota Probolinggo dan rumah mode miliknya. “Untuk malam ini, ada 20 busana yang dipamerkan ya. 4 outfit pria dan 16 busana untuk wanita. Untuk di JF3 besok, kita pilih kurang lebih 12 potong. Kami pilih dari tiga perajin ya dibantu Ibu Wali Kota juga. Karena ini untuk event nasional, jadi harus benar-benar ditata yang cantik ya koleksinya, jadi saya pilih yang warna alam,” jelasnya.

Selain menampilkan hasil karyanya, Lia Afif juga berkesempatan menjadi salah satu juri dalam Kemilau Batik Kota Probolinggo, Lomba Desain Busana Batik Muslim untuk Pesta. Lomba yang dibuka pada 5 Juni sampai 16 Juni 2023 tersebut berhasil menjaring 15 karya desain baju dari peserta umum. Selain Lia Afif, para juri ialah Agoeng Soedir Poetra, pemilik Colors Model Inc dari Malang dan Nanik Kastip, pemerhati fashion.

Bagi Lia Afif, peserta-peserta lomba desain batik sudah sangat kreatif dalam mendesain pakaian miliknya. “Batik Kota Probolinggo ini keren ya, ditambah dengan peserta lomba juga sangat kreatif. Padu padan antara kainnya, manipulative fabric-nya, jadi ya perlu ditingkatkan lagi,” pujinya.

Salah satu pemenang lomba desain baju batik Rani Yusticia yang merupakan seorang ASN ini tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya dan menceritakan awal mula mengikuti lomba desain ini. “Alhamdulillah ya, karyanya diapresiasi, apalagi dibimbing langsung oleh tiga juri yang memang sudah profesional semua. Dari dulu, saya memang passion di dunia fashion ini, suka padu padan baju-baju. Kok ya ada lomba ini, saya coba salurkan desain saya, juga kaget bisa masuk 15 besar dan bisa jadi juara juga,” ucap Rani yang meraih Juara Harapan 1 ini dengan nada senangnya.

Lomba desain baju batik ini mengambil 5 juara, yakni Juara 1 diraih oleh Vivin Nur Fithria mendapatkan uang pembinaan sebesar Rp 4 juta, juara 2 diraih oleh Lina Mardiana dengan hadian uang pembinaan sebesar Rp 2 Juta, dan juara 3 diraih oleh Hardiyas Santoso dengan uang pembinaan sebesar Rp 1,5 Juta. Adapun Juara Harapan 1 diperoleh oleh Rani Yusticia, dengan uang pembinaan sebesar Rp 1 juta, dan Juara Harapan 2 diperoleh oleh Siti Aisyah. Selain itu, para juri juga menetapkan juara favorit sebanyak dua orang yang diraih oleh Iza Zakarina dan Muhlis Ansori yang masing-masing mendapat uang pembinaan sebesar Rp 1juta.

Tak berhenti sampai disitu, kemeriahan pembukaan Semipro diwarnai dengan fashin show oleh 37 Kepala Perangkat Daerah Kota Probolinggo yang memamerkan gaya busana batik khas Kota Probolinggo bersama pasangannya masing-masing.

Para kepala perangkat daerah ini yang biasanya bekerja di balik meja, kini melenggang sepanjang panggung yang didesain seperti runaway. Meskipun belum seluwes para model, namun sejumlah kepala OPD percaya diri berjalan bersama dengan gayanya.

Seperti Kepala Satpol PP Pujo Agung Satrio yang hanya mengenakan kaos casual warna hitam namun dihiasi dengan slayer atau kalung leher dari kain batik. Sementara Aman Suryaman, Kepala Diskominfo bersama istiri, mencuri perhatian dengan batiknya yang warna-warni. Ada juga kepala BPBD Sugito yang di tengah catwalk berhenti sebentar untuk memberikan bunga pada sang istri, disambut dengan riuh sorak para penonton yang lain.

Pertunjukan busana diakhiri dengan berjalannya sejumlah kepala perangkat daerah perempuan yang disebut juga dengan “Lady in Charge”. Mereka adalah sosok perempuan di balik OPD-OPD di lingkungan Pemerintah Kota Probolinggo. Ada Fitriawati Kepala DKUMP, Setyorini Sayekti Kepala PUPR, dr. NH Hidayati Plt Kepala Dinkes PPKB, Siti Romlah Plt Disdikbud, Ratri Kabag Perekonomian dan Pembangunan, dan Ina Lusilinawati, Plt Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Daerah (tim)

Ponpes Zaha Genggong Gelar Malam Puncak Lailatul Qiro’ah Probolinggo(Optimis.com.id)– Pondok Pesantren (Ponpes) Zainul Hasan (Zaha) Genggong Kecamatan Pajarakan Kabupaten Probolinggo menggelar malam puncak Lailatul Qiro’ah dalam rangka memperingati haul almarhumah Al-Arifah Billah Nyai Hj. Imami Hafshawaty pada Minggu (9/3/2025) malam. Lailatul Qiro’ah yang diikuti oleh ribuan umat muslimin dan muslimat ini dimeriahkan oleh penampilan qori’ terbaik internasional Ustadz H. Abdullah Fikri dari Jawa Barat, qori’ terbaik Jawa Timur Ustadz Mahfud Abdul Aziz dari Lumajang dan qori’ah terbaik Jawa Timur Ustadzah Lailatul Mubarokah dari Gresik. Selain itu, acara ini juga menghadirkan penceramah KH. Imam Hambali dari Surabaya. Kegiatan ini dihadiri oleh Bupati Probolinggo Gus dr. Mohammad Haris bersama Forkopimda, Pimpinan dan anggota DPRD Kabupaten Probolinggo, Ketua Umum MUI Jawa Timur dan Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah yang juga merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong beserta keluarga besar Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong, sejumlah alim ulama serta sejumlah pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo. Malam puncak Lailatul Qiro’ah ini juga digelar Gerakan Ngaji untuk Sang Guru. Kegiatan ini meliputi khataman Al-Qur’an sebanyak 90 kali, pembacaan Sholawat Nabi Muhammad SAW sebanyak 914.482 kali dan pembacaan Surat Al-Ikhlas sebanyak 3.560.620 kali. Kegiatan ini diawali dengan penampilan pemenang Festival Musik Pengantar Sahur (MPS) tahun 2025. Untuk kategori umum oleh Al Metro Klenang Banyuanyar dan kategori pelajar oleh SMP Imamul Hasan Tegalwatu Kecamatan Tiris. Penampilan mereka menambah semarak acara dan menunjukkan kreativitas generasi muda dalam mengemas pesan-pesan religi melalui musik. Dalam kesempatan ini dilakukan penyerahan piagam kepada santri takhassus dan hadiah kepada para pemenang Festival MPS 2025. Selain itu, Pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah memberikan cinderamata kepada beberapa tokoh penting. Dalam sambutannya, Bupati Probolinggo Gus dr. Mohammad Haris (Gus Haris) mengatakan pentingnya memaknai Al-Qur’an bukan hanya sebagai bacaan, tetapi juga sebagai tuntunan hidup. Oleh karena itu para santri dan masyarakat diajak untuk memahami dan mengamalkan isi Al-Qur’an agar dapat menjadi pedoman dalam mencapai keselamatan dunia dan akhirat. “Sangat penting untuk menanamkan pendidikan agama dalam rangka membentuk akhlak generasi muda. Pemerintah daerah berkomitmen dalam mendukung madrasah diniyah serta guru ngaji,” katanya. Gus Haris juga menekankan bahwa kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an harus dimiliki oleh setiap siswa muslim tanpa terkecuali. Hal ini akan menjadi salah satu persyaratan dalam urusan pendidikan di Kabupaten Probolinggo. “Saya berharap dengan adanya perhatian khusus terhadap pendidikan agama, akhlak generasi muda dapat terbentuk dengan baik, sehingga mampu menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks,” terangnya. Lebih lanjut Gus Haris mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama membangun Kabupaten Probolinggo menjadi salah satu kabupaten terbaik di Jawa Timur. “Oleh karena itu pentingnya kerja sama antara ulama, pemerintah dan masyarakat dalam mengatasi berbagai persoalan, termasuk kemiskinan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dengan potensi alam dan masyarakat yang dimiliki Kabupaten Probolinggo kita optimis Kabupaten Probolinggo dapat mencapai kemajuan yang signifikan,” tegasnya. Dalam kesempatan tersebut, Gus Haris juga menceritakan kisah hidup dari almarhumah Al-Arifah Billah Nyai Hj. Imami Hafshawaty yang dikenal sangat sabar sekali sehingga bisa menjadi contoh dalam kehidupan baik dalam keluarga maupun bermasyarakat. (Nnk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *