Pemkab Tulungagung Segera Perluas Cakupan Makan Bergizi Gratis untuk 262 ribu Siswa
TULUNGAGUNG (OPTIMIS) – Makan bergizi gratis (MBG) tahap pertama mulai digulirkan di awal pekan ini di Tulungagung.
Selain memastikan kecukupan stok komoditas pangan, Pemkab Tulungagung juga mulai membahas persiapan penyebaran dapur umum di masing-masing kecamatan di Tulungagung.
Sekda Tulungagung Tri Hariadi mengaku sudah menginstruksikan dinas ketahanan pangan untuk memonitor stok komoditas pangan.
Lalu, dia juga meminta dinas untuk memastikan proses distribusi bahan pangan berjalan lancar. “Alhamdulillah sampai hari belum ada kendala. Mudah-mudahan tidak ada kendala,” katanya.
Disinggung soal jumlah pelajar di Tulungagung yang masuk dalam kategori peserta MBG, mantan kepala Disperindag Tulungagung ini mengungkapkan ada sekitar 262 ribu siswa yang ditarget jadi penerima manfaat program MBG.
“Kalau satu Tulungagung kemarin pernah didata Pak Dandim. Yang disampaikan ke saya ada 262 ribu (siswa, Red), yang memang itu nanti akan dicukupi secara bertahap. Kita pasti akan menyambut baik dengan adanya kegiatan ini, karena ini juga membantu adik-adik kita,” bebernya.
Informasi yang dihimpun, ada tiga dapur umum yang dibuka oleh pemkab di tahap pertama pelaksanaan MBG pekan ini.
Ketiganya ada di wilayah Kedungwaru, Beji, dan Kalidawir. Dia menegaskan bahwa program ini harus digelar secara masif. Artinya, menyebar di seluruh wilayah atau kecamatan.
Itu sebabnya, pemkab coba mengintensifkan komunikasi dengan jajaran terkait, termasuk Kodim 0807/Tulungagung, dalam upaya pemenuhan dapur umum di masing-masing kecamatan pada pelaksananaan MBG di tahap berikutnya.
“Kalau setiap kecamatan hampir bisa dipastikan. Karena jumlahnya banyak, cuma lokasinya masih didata oleh kodim,” ujar Tri.
Untuk diketahui, satu dapur umum hanya boleh mengampu 3.600 porsi MBG.
Teknisnya, jumlah pelajar dalam satu kecamatan akan dibagi dengan jumlah dapur umum yang tersedia.
Nah, nantinya satu dapur umum diwajibkan memenuhi kebutuhan hasil pembagian antara total jumlah siswa dan jumlah dapur umum di satu kecamatan.
“(Dilaksanakan, Red) Senin sampai Jumat, masuk hari efektif. Memang ada tiga sisi (pembukaan dapur umum MBG, Red). Ada kemitraan, ada dari kodim sendiri, juga dari hybrid termasuk kerja sama dengan pondok,” imbuhnya.
Sebagai gambaran, Tri menyinggung pola penerapan dapur umum MBG di wilayah Beji yang dioperasikan melalui sistem kerja sama kemitraan.
“Jadi yang di Beji itu kan kita kerja sama dengan pihak yang memang berkepentingan. Artinya, itu juga bisa dilakukan dengan mitra,” ungkapnya.