Cegah Penyebaran DBD di Musim Penghujan, Dinkes Kota Kediri Bersama 9 Puskemas Lakukan Sosialisasi Siaran Keliling
KOTA KEDIRI (SKMOPTIMIS.COM) – Memasuki musim penghujan, kasus DBD (Demam Berdarah Dengue) di Kota Kediri juga mulai bermunculan. Tercatat pada Dinas Kesehatan Kota Kediri hingga bulan Januari 2024 sudah terdapat 6 warga terjangkit DBD. Guna mencegah lebih banyak lagi kasus DBD di Kota Kediri, hari ini (2/2) Dinas Kesehatan bersama 9 Puskesmas di Kota Kediri melakukan sosialisasi melalui siaran keliling atau ledang di sepanjang jalan Dhoho, jalan Panglima Sudirman, orasi pencegahan DBD di perempatan alun-alun dan dilanjutkan ledang keliling di lingkungan warga wilayah kerja masing-masing puskesmas.
Ledang yang dimulai dari Kantor Dinas Kesehatan tersebut, diberangkatkan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri, Muhammad Fajri Mubasysyir. Dalam sambutannya, Fajri mengatakan bahwa ledang yang merupakan agenda rutinan Dinas Kesehatan ini sangat penting untuk mengingatkan masyarakat tentang pentingnya melakukan 3M Plus (menguras dan menyikat, menutup tempat penampungan air, memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas, plus mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk) guna mencegah DBD.
“Melihat intensitasi curah hujan yang mulai tinggi dan meningkatnya kasus DBD di beberapa kota/kabupaten termasuk salah satunya di Kota Kediri, adanya ledang ini saya harap bisa menjadi media penyebaran informasi pencegahan DBD yang efektif,”ujarnya.
Selain melakukan ledang, sebagai bentuk pencegahan DBD di Kota Kediri, Fajri mengatakan bahwa pihaknya telah bekerjasama dengan 9 puskesmas di Kota Kediri untuk mengedukasi masyarakat tentang pencegahan DBD melalui kader jumantik dan memasang baliho informasi pencegahan DBD. Mengingat pentingnya peran kader jumantik ini, Fajri berpesan pada setiap Puskesmas untuk mengoptimalkan kader Jumantik dalam memantau jentik-jentik nyamuk di rumah-rumah warga secara berkala.
“Sampaikan kepada teman-teman kader untuk terus semangat menjalankan tugas-tugasnya. Peran para kader jumantik ini sangat penting dalam pemberantasan sarang nyamuk dan menekan kasus DBD,”ungkapnya.
Lebih lanjut Fajri mengatakan bahwa pihaknya juga sudah mengupayakan satu rumah satu jumantik untuk memaksimalkan pemantauan pencegahan perkembangbiakan jentik nyamuk dalam mencegah penularan DBD.”Melalui upaya ini kita berharap ada tidaknya jentik nyamuk dapat terpantau secara rutin, karena jentik nyamuk ini memicu berkembangbiaknya nyamuk yang tidak bisa dihilangkan dengan fogging, maka dari itu penting untuk dicegah perkembangbiakannya,”jelasnya.
Sementara fogging, dijelaskan oleh Fajri bukanlah cara pencegahan, namun upaya untuk pengendalian penderita DBD, dimana fogging akan dilakukan ketika ditemukan adanya kasus DBD. Lebih lanjut, menurut Fajri, informasi ditemukannya kasus DBD akan didapatkan dari puskesmas atau rumah sakit yang menangani pasien tersebut. “Saat mendapatkan informasi ini, kita akan langsung melakukan fogging di rumah dan lingkungan sekitar pasien, yang mungkin saja menjadi tempat terjangkitnya DBD,”ungkapnya.
Dikesempatan yang sama, salah satu peserta ledang dari Puskemas Campurejo Ni’mah Rahmawati Nurislami, Koordinator Promosi Kesehatan mengatakan bahwa ledang rutinan ini sangat tepat untuk dilakukan, menurutnya dengan ledang ini informasi pencegahan DBD akan tersosialisasikan dengan lebih mudah di masyarakat. “Alhamdulillah setiap lokasi ledang yang kita lakukan baik bersama Dinas Kesehatan atau tidak selalu berada di lokasi strategis, jadi masyarakat lebih mudah menerima informasi tersebut,”ujarnya.
Ni’mah mengatakan bahwa usai berkeliling dan orasi bersama Dinkes, pihaknya masih melanjutkan ledang di kawasan kerjanya yaitu ke kawasan Kelurahan Banjarmlati, GOR Jayabaya dan pasar Campurejo. “Selama ledang tadi, Alhamdulillah antusias masyarakat juga luar biasa. Sesekali juga ada yang bertanya tentang brosur yang kita sebarkan,”ungkapnya.
Reporter : Edy Siswanto