Kuatkan Tata Kelola Pesantren-preneur, DKUP Adakan Workshop dan Gandeng Perbankan
Kuatkan Tata Kelola Pesantren-preneur, DKUP Adakan Workshop dan Gandeng Perbankan
Pewarta : Nanang.
PROBOLINGGO(OPTIMIS) –
Festival Semarak Santri Berdaya memasuki hari ke-3 penyelenggaraan. Setelah dibuka oleh Wali Kota Probolinggo, Habib Hadi Zainal Abidin pada Selasa (24/10) lalu, di hari ke-3 acara ini diisi dengan “Workshop Penguatan Tata Kelola dan Akses Permodalan Bagi Kopontren”. Dalam kegiatan untuk memperingati Hari Santri Nasional IX ini, Pemerintah Kota Probolinggo melalui DKUP mengundang sejumlah narasumber. Yaitu, Taufik, perwakilan dari Kemenag Kota Probolinggo, Ulfa Paranita, pimpinan Bank Jatim Syariah dan Dyah Retno Purwanti, Sekjen OPOP (One Pesantren One Product) kota setempat. Dipandu moderator Yuli Anisah, workshop berjalan seru dan menarik.
Taufik mengungkapkan jika pesantren sejatinya memiliki modal besar untuk berkecimpung dalam dunia usaha. Yaitu keberadaan santri itu sendiri. “Manajemen pondok pesantren saat ini sudah bagus, terlebih sudah ada modal yaitu santri sendiri. Ditambah dengan support dari pemerintah. Sehingga saat ini pesantren dan santri semakin tangguh,” jelasnya
itu dibenarkan oleh Dyah Retno yang juga pengasuh Pondok Pesantren Azidan. “Jadi dalam OPOP itu ada 3 pilar yang disasar. Yakni santri, pesantren, dan socio pesantren yang akan menyasar lulusan dan alumni pesantren. “Kalau santri diajari entrepreneur, mereka jadi santri -preneur. Kemudian dari sisi pesantren, ada kopontrennya dan sociopesantren untuk alumni yang ketika lulus pesantren kemudian menjadi wirausaha,” jelasnya.
Menyambung hal tersebut, Paranita dari Bank Jatim mengatakan pihaknya memiliki sejumlah program untuk membantu pengembangan usaha pesantren. “Pada saat covid-19 jumlah UMKM berkembang pesat. Saat ini semua UMKM mengikuti zaman, karena itu kami ada permodalan dalam bentuk KUR. Akadnya menggunakan ketentuan syariah. Ini bentuk dukungan kami,” pungkasnya.
Dalam sesi dialog dengan peserta, Nida pelaku UMKM asal Kademangan mengatakan dirinya diajak bekerjasama dengan OPOP dan berkolaborasi mengisi stan di ajang MTQ tingkat Jawa Timur beberapa waktu lalu. “Alhamdulillah barang kami selama seminggu laku terjual hingga Rp 11 juta. Ini bentuk kerjasama antara OPOP dengan UMKM di sekitarnya,” ujar Nida.
Pernyataan Nida pun diamini oleh Dyah yang juga Sekjen OPOP Kota Probolinggo sejak tahun 2022. Dyah mengatakan, dalam lawatannya mewakili OPOP Kota Probolinggo ke Hongkong dan Singapore, Dyah mendapat banyak ilmu yang ingin ia tularkan kepada pelaku UMKM di Kota Probolinggo. “Sebenarnya dari kualitas, produk kita sudah bagus. Namun untuk bisa menembus pasar ekspor itu ada 3 hal yang harus diperhatikan. Pertama, kualitas dan kekhasan produk yang mana saya yakin kita sudah bisa memenuhi. Dari segi rasa, tekstur produk makanan minuman kita sudah bagus. Namun dari sisi kemasan harus mencantumkan nilai gizi, komposisi dan itu dalam bahasa Inggris. Itu yang kedua. Ketiga disiplin dan kuat mental. Karena kalau kita dapat pesanan sekian ribu peces, harus bisa memenuhinya dalam tenggat waktu yang ditentukan. Saya yakin kalau berproses, nantinya produk kita akan bisa menembus pasar ekspor,” terang Dyah di hadapan peserta workshop.
Sementara itu, ditemui usai acara, Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan Kota Probolinggo, Fitriawati mengatakan, talkshow yang mengundang sejumlah narasumber merupakan salah satu upaya pengembangan ekonomi di pondok pesantren. “Agar mereka bisa mendapatkan akses permodalan dengan sejumlah bank syariah. Sekarang sudah ada KUR dengan sistem syariah. Karena pondok gak mau ada bunga sehingga cocok
seluruh perwakilan pesantren hadir dengan UMKM-nya ini dan mengenal permodalan syariah,” jelasnya.
Dengan adanya kegiatan ini Fitri berharap, santri memiliki wawasan yang lebih luas lagi. “Jadi di pondok tidak hanya mengaji tapi juga dibekali ilmu kewirausahaan. sehingga ketika keluar pondok bisa membuka usaha sendiri untuk kemandirian mereka,” pungkasnya.(HMS)